Beranda | Artikel
Talbis Iblis Terhadap Para Pejuang
Selasa, 17 Mei 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Talbis Iblis Terhadap Para Pejuang ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 15 Syawal 1443 H / 16 Mei 2022 M.

Kajian Islam Tentang Talbis Iblis Terhadap Para Pejuang

Tidak ada seorangpun yang dibiarkan begitu saja oleh iblis tanpa diganggu. Hingga kita dalam kondisi ibadah bukan berarti aman. Maka seorang muslim hendaklah memperhatikan amalnya mulai dari sebelum beramal ia pastikan tujuannya, saat beramal dia tetap fokus pada niatnya, sesudah beramal dia jaga amalnya dari sum’ah.

Demikianlah iblis berusaha untuk merusak amal anak Adam agar amal-amal yang mereka kerjakan menjadi sia-sia sehingga tidak bisa membantu dan menolong mereka. Bahkan sebaliknya amal itu menjadi bencana/malapetaka yang justru menyebabkan hamba tersebut masuk ke dalam neraka. Maka kita tidak boleh lengah terhadap tipu daya dan makar dari musuh kita ini.

Iblis mengelabuhi banyak orang dengan mendorong mereka untuk beramal (yaitu jihad). Padahal niat mereka bukan untuk meninggikan kalimat Allah. Niat mereka sebenarnya adalah untuk membanggakan diri serta riya atau untuk mengejar reputasi, pujian, sanjungan dan kedudukan di tengah-tengah manusia. Terkadang tujuan-tujuan ini tidak nampak, tapi akan terbongkar nantinya apa yang tersembunyi ini.

Banyak orang-orang yang melakukannya supaya dikatakan dia seorang pemberani, seorang pejuang, atau supaya dielu-elukan oleh manusia, atau tujuannya adalah untuk mencari harta rampasan perang.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niat (apa yang menjadi motivasi dari amal tersebut).”

Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan kepada kita bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Nabi dan bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu seorang laki-laki yang berperang karena untuk menunjukkan bahwa dia seorang pemberani, dan seorang yang berperang karena fanatisme (menunjukkan loyalitasnya kepada suku/bangsa), dan berperang agar bisa riya (dilihat oleh orang). Siapakah di antara mereka siapakah dari mereka yang berperang di jalan Allah?”

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ الله هِيَ الْعُلْيَا، فَهُوَ فِي سَبِيلِ الله

“Barangsiapa yang berperang demi meninggikan kalimat Allah, maka dialah yang berada di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan: “Janganlah kamu katakan ‘Fulan mati syahid’ ataupun mengatakan ‘Fulan telah gugur sebagai syahid`” Yaitu tidak boleh memastikan bahwa dia pasti mati syahid. Al-Imam Bukhari menyebutkan di dalam Shahihnya larangan terhadap ucapan ini, kecuali dengan menyertakan kalimat “insyaAllah”.

Kita kembalikan rahasianya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena hanya Allah yang tahu apa yang menjadi niatnya. Kecuali ada persaksian dari langit (wahyu) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa mereka adalah orang-orang yang gugur sebagai syuhada seperti syuhada uhud.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51713-talbis-iblis-terhadap-para-pejuang/